SEKADAU – Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, dimana Penjabat Gubernur mengemban beberapa tugas yang harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Salah satunya yaitu penanganan Stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Namun, seringkali masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan
“Presiden Jokowi sangat khawatir dengan SDM kita, nanti 2045 kita akan menjadi negara maju. Setelah Cina, Amerika, India selanjutnya Indonesia. Dimana pendapatan per kapita masyarakat Indonesia meningkat pesat. Saat ini 9 juta per 1 orang per tahun di 2045 nanti pendapatan per kapita ditargetkan menjadi 326 juta per tahun. Tetapi hal ini tak mudah. Itu tak akan dicapai, jika generasi muda kita tak kita siapkan dengan benar, pintar dan unggul”, ucap Pj.Gubernur Harisson di hadapan para Kader Posyandu Cempaka Biru Kecamatan Sekadau Hilir dan masyarakat yang hadir di lokasi tersebut, bersama istri yang juga selaku Pj Ketua TP PKK Prov. Kalbar Ny. Windy Prihastari Harisson, Senin (18/12/2023).
Ia juga menerangkan, pada masa depan persaingan akan semakin terbuka, baik dari sisi peradaban dan ekonomi.
“Nanti kondisinya tak mudah dikendalikan lagi, perusahaan asing akan masuk kesini, kita juga akan ke luar negeri. Oleh karenanya, tenaga kerja kita yang dibutuhkan harus benar - benar pintar dan kompeten. Stunting itu mengalami kondisi kurangnya asupan makanan bergizi secara kronis, selama 200 hari pertama dalam kehidupan, maka perkembangan otaknya akan kurang baik. Presiden berharap agar pada tahun tersebut generasi penerus kita bisa menjadi top - top manajemennya, bukan lagi sebagai tenaga kerja kasar. Mari kita bersama berbenah untuk cegah stunting agar generasi penerus kita mampu meningkatkan produktivitasnya pada tahun 2045 nanti sesuai dengan apa yang kita cita - citakan," ungkapnya.
Tak hanya ibu hamil, Harisson juga mengingatkan untuk memperhatikan kesehatan remaja putri. Dimana pada fase tersebut juga menentukan kedepannya untuk membentuk wanita - wanita / calon ibu yang sehat. Harapannya dengan asupan yang sehat, akan melahirkan bayi yang sehat yang harus disiapkan sedari dini.
“Ibu - berbicara tentang stunting, harus peduli pada remaja putri kita. Jadi kita harus intervensi, dari remaja kita siapkan misalnya dengan memberi pil penambah darah. Ini penting bagi mereka, karena mereka yang akan mengandung janin- janin yang kita harapkan menjadi generasi penerus kedepannya," ajak pria kelahiran Palembang ini.
Kemudian, ketika hamil dan melahirkan dirinya berharap ibu - ibu tersebut memahami pentingnya asupan makanan yang bergizi bagi untuk menjaga tumbuh kembang si anak.
“Nah, kemudian, ibu hamil juga kita perhatikan. Ibu - ibu yang baru melahirkan saya himbau untuk mengoptimalkan ASI Eksklusif pada anak. Kemudian setelah 6 bulan dengan memberikan makanan tambahan (red. MPASI). Adapun 3 asupan tersebut yaitu karbohidrat, protein hewani dan lemak. Untuk itu yang harus kita berikan kepada anak kita," ujarnya.
Kemudian terkait tingkat kemiskinan masyarakat, Harisson juga mengingatkan kepada Pemerintah Daerah beserta jajarannya di tingkat Kabupaten untuk aktif menggelar pasar murah dan turun langsung dalam mengendalikan stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat.
“Harga Sembako kita cukup tinggi, untuk itu Dinas Ketahanan Pangan bagikan sembako. Presiden bagi sembako, Gubernur bagi sembako, Bupati bagi sembako. Siapkan sembako tersebut bagi masyarakat yang kurang mampu. Sehingga bisa meringankan beban masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat tersebut," imbuhnya.(adpim)