Produksi Air Bersih Terhenti di Pontianak Akibat Debit Sungai Kapuas Menurun. |
Hal ini disebabkan oleh penurunan debit air Sungai Kapuas, sumber utama air baku, yang berdampak pada produksi air bersih yang dikelola oleh PDAM Tirta Khatulistiwa.
Banyak warga telah mengeluhkan tentang kualitas layanan air bersih yang kurang memadai, seperti air yang tidak mengalir atau keruh.
Penyebabnya ditemukan bahwa penurunan debit Sungai Kapuas dan kerusakan pipa menjadi faktor utama.
Wali Kota mengajak warga untuk sementara waktu mengurangi penggunaan air guna membantu situasi ini.
Kondisi air yang surut mengakibatkan produksi air PDAM terhenti, terutama saat air laut pasang yang mengakibatkan peningkatan kadar garam.
Kadar garam yang melebihi ambang batas dapat mengganggu proses produksi air bersih.
Wali Kota berharap pemerintah pusat turut mengatasi masalah ini, mengingat tanggung jawab air baku merupakan wewenang pemerintah pusat.
Walaupun telah ada Waduk Penepat yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber air, kapasitasnya terbatas dan terancam jika air laut masuk.
Kondisi ini akan mengganggu produksi air PDAM. Meskipun kapasitas normal produksi PDAM adalah 2.058 liter per detik, saat ini produksi terganggu akibat air surut.
Direktur Utama PDAM Tirta Khatulistiwa, Ardiansyah, menjelaskan bahwa situasi ini berlangsung selama beberapa pekan dan telah mengganggu produksi air bersih.
Gangguan ini berdampak pada pelanggan di daerah pinggiran, mengakibatkan masalah seperti air tidak mengalir dan tekanan air yang lemah.
Masyarakat yang terdampak dapat mengambil air langsung dari PDAM secara gratis dengan koordinasi dari RT setempat dan surat permohonan.
Jumlah pelanggan aktif PDAM Tirta Khatulistiwa saat ini mencapai 149 ribu, dan pihak PDAM siap membantu dengan mengirimkan air tangki melalui koordinasi RT setempat.