Tanda-Tanda Perilaku Aneh pada Anjing: Segera Laporkan! |
SEKADAU – Meningkatnya kasus rabies di beberapa wilayah di Kalimantan Barat telah mengundang perhatian serius dari berbagai pihak terkait. Kabupaten Sintang menjadi salah satu daerah yang dilanda kekhawatiran akibat beberapa kasus kematian yang disebabkan oleh gigitan anjing.
Instansi terkait di Kabupaten Sintang telah memulai upaya mencari solusi untuk mengatasi kasus ini. Mereka sedang melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait guna menangani masalah serius ini dengan sebaik-baiknya.
Di sisi lain, Kabupaten Sekadau saat ini belum menerima laporan mengenai gigitan anjing yang terinfeksi rabies. Meski demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau tengah berupaya melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk mendapatkan persediaan vaksin yang diperlukan dalam penanganan anjing yang terkonfirmasi terjangkit virus rabies.
"Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Provinsi guna memperoleh vaksin rabies untuk anjing, meskipun saat ini kami belum menerima laporan mengenai keberadaan anjing rabies," ungkap Henry Alpinus, Kepala Dinas Kesehatan PP&KB Kabupaten Sekadau pada hari Selasa (20/6/2023).
Henry menambahkan bahwa timnya telah aktif melakukan pendataan dan mencari informasi terkait adanya laporan mengenai gigitan anjing yang dapat berpotensi menularkan rabies. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat dapat segera dilakukan apabila ada indikasi adanya anjing yang terinfeksi rabies.
Selain itu, Henry Alpinus juga menghimbau kepada masyarakat yang memiliki anjing peliharaan agar segera melaporkan jika mereka melihat adanya perilaku aneh pada hewan peliharaan mereka.
"Jika ada tanda-tanda perilaku aneh pada anjing peliharaan, segera laporkan. Jika diperlukan, kandangkan anjing tersebut untuk sementara waktu," tegasnya.
Dalam situasi yang genting seperti ini, kerjasama dan kesadaran masyarakat sangatlah penting. Diharapkan dengan adanya langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, kasus rabies di wilayah Kalimantan Barat dapat segera terkendali dan tidak menimbulkan bahaya yang lebih luas.